Sabtu, 31 Januari 2015

Tolong Dijaga dengan Baik

Surat kedua ini, masih tentang kamu.
Dan mungkin beberapa surat lagi akan masih tentang kamu. Semoga kamu tidak terganggu, juga tidak pernah meminta aku berhenti menulis tentangmu. Bahkan kamu tidak pernah mau menyempatkan untuk membacanya, untuk apa memintaku berhenti menulis.

Kali ini tentang kekhawatiranku. Setiap aku mulai merapikan kenangan yang tersisa dan mulai mencoba berpindah, aku selalu kembali memikirkanmu.

Bagaimana kamu ketika tidak ada yang memperhatikan?
Bagaimana kamu ketika tidak ada yang mengingatkan tentang hal kecil yang sering kamu lupakan?
Bagaimana ketika nanti kamu sakit?
Bagaimana ketika kamu nanti butuh teman cerita?

Aku tau kamu bisa melakukan semuanya sendiri, tapi kadang kamu butuh bantuan dan dengan gengsinya tetap melakukan semua hal sendirian. Aku terus kepikiran hal-hal tadi sampai bahagia barumu datang. Sekarang aku lebih tenang untuk kembali mencoba secepatnya berpindah. Sudah ada dia yang akan menjagamu lebih baik daripada aku, juga dia yang akan membawamu menjadi pribadi yang lebih baik.

Hei tampan, aku mohon untuk yang satu ini tolong dijaga dengan baik. Jangan sia-siakan dia yang merelakan hatinya untuk mencintai kamu. Ini pengakuan, perihal mencintai kamu itu tidak pernah sesederhana jatuh cinta padamu di awalnya. Karena jatuh cinta adalah kejadian, sedangkan mencintai adalah keputusan.

-AP

Jumat, 30 Januari 2015

Masih Favorit Aku

Untuk kamu,

Membuat surat untukmu tidak pernah mudah. Karena sudah lebih terbiasa bercerita langsung tentang apa saja yang dirasa, aku pikir dulu aku tidak perlu menulis surat untukmu. Tapi lama kelamaan ada yang tidak bisa disampaikan langsung. Untuk itu, sekarang aku coba menulis surat ini. Surat yang tidak seberapa dariku ini.

Hai.
Sesederhana kata itu yang ingin aku ucapkan kepadamu di hari ini. Sayang sekarang cukup sulit hanya untuk mengatakannya karena ada rindu dibalik kesederhanaannya. Sekian lama mengenalku, kamu pasti mengerti bagaimana aku selalu merindumu. Dan sekian lama aku mengenalmu, aku pun mengerti bagaimana aku harus bersikap saat ini. Karena sekarang ada bahagia lain yang harus dijaga. Bahagia baru yang bukan aku. Cukup sulit awalnya karena selalu ada bekas luka di setiap perpindahan, tapi rumah baru bisa saja menjanjikan lebih banyak kebahagiaan daripada bertahan di rumah lama yang hanya tertinggal aku dan segala kenangan yang ada.

Hai pemilik mata coklat terang yang masih menjadi favorit aku, jaga bahagia barumu seperti kamu mencoba menjaga bahagiamu sendiri. Selamat berpindah ke tempat pulang yang baru. Masalah aku dan perasaanku, biar aku sendiri yang memperbaikinya. Munafik sekali mengatakan hal semacam ini, tapi memang bukan masalah siapa bahagiamu asal bahagia lah yang menghiasi mata coklat terang mu itu. Mata coklat terang favorit aku.

Rabu, 14 Januari 2015

Di Suatu Hujan

Hujan pernah menahanmu di sini. Hujan pernah memberikanku lebih banyak waktu untuk bersamamu. Hujan pernah membuat percakapan kita terus berlanjut hingga hujan reda dan kita sadar sudah saatnya kita berpisah.

Tapi hujan juga pernah membatalkan sebuah pertemuan. Hujan pernah tidak memberikanku kesempatan untuk bertemu denganmu, untuk menuntaskan rinduku. Tidak sering, tapi pernah, beberapa kali.

Aku suka hujan walau aku tidak suka basah karenanya. Aku suka hujan karena hujan pernah menyadarkanku, nyamanku itu kamu. Hujan juga pernah membuatku mengerti, kenapa aku cukup tenang hanya dengan berlama-lama melihat senyummu.

Hingga pada suatu hujan, aku harus pergi dan mengabaikan semua rasa yang masih dirasa.

Kamis, 08 Januari 2015

Abaikan Ini

Ada bayangan lain yang tergambar di mata coklat terang yang selalu aku rindukan itu. Bukan lagi aku, tapi bahagia yang lain. Untukku semua sama saja. Aku atau yang lain tidak jadi masalah selama bahagia yang terpancar dari mata coklat itu.

Keadaan berubah, rasa dipaksa berubah. Ada hati yang harus dijaga. Ada rasa yang harus diabaikan.