Senin, 30 Maret 2015

Pelarian

Seringkali menulis menjadi pelarianku untuk hal-hal yang tidak dapat dikatakan. Seperti bagaimana aku mengingatnya sebelum lelapku, memaksanya hadir ke mimpiku, lalu bangun dengan patah hati. Seperti bagaimana aku merindukannya dengan sangat. Rindu yang tidak lagi mudah untuk diungkapkan. Rindu ini tidak lagi dapat diobati. Karena obat dari segala rindu ini adalah peluknya. Dan peluknya sudah milik yang lain.

Aku menulis karena ketika aku tidak lagi didengar, setidaknya aku bisa dibaca.

Senin, 23 Maret 2015

Jika Kamu Ingin Tau

Aku bisa mengobrolkan apa saja denganmu dan kamu akan menanggapi dengan caramu yang jarang serius itu. Dan kegiatan ini yang aku rindukan. Di mana mengobrol denganmu membuatku lega. Aku bisa menceritakan apapun dan aku bisa mendengar cerita apapun juga tentangmu. Kamu sering menceritakan impian-impian besarmu yang gila dan aku suka menyimaknya, menanggapi seperlunya, dan kita tertawa bersama setelah menyadari betapa konyolnya idemu itu.

Kita tidak sama, kita tidak juga saling melengkapi.
Tapi tetap mengobrol dan tertawa bersamamu adalah favoritku.
Dan untuk itu aku rela menghabiskan waktuku bahkan seharian.

Minggu, 01 Maret 2015

Awal Bulan yang Pekat

Pagi ini, aku bangun tidur dan merindukan seseorang. Rasanya tidak menyenangkan sama sekali. Dan yang aku bisa lakukan adalah tidur lagi. Ya dan bangun lagi masih dengan rindu yang pekat terasa.

Sebaiknya aku menggunakan sisa hari ini untuk menyenangkan hati.