Seringkali menulis menjadi pelarianku untuk hal-hal yang tidak dapat dikatakan. Seperti bagaimana aku mengingatnya sebelum lelapku, memaksanya hadir ke mimpiku, lalu bangun dengan patah hati. Seperti bagaimana aku merindukannya dengan sangat. Rindu yang tidak lagi mudah untuk diungkapkan. Rindu ini tidak lagi dapat diobati. Karena obat dari segala rindu ini adalah peluknya. Dan peluknya sudah milik yang lain.
Aku menulis karena ketika aku tidak lagi didengar, setidaknya aku bisa dibaca.