Teruntuk kamu yang berhasil mengingatkanku kembali bahwa banyak hal hanya sementara, sehingga aku menulis untuk membuatmu abadi.
Benar kan bahwa hati kadang berisi hal-hal yang hanya sementara? Tapi kalau tentang kamu, semoga bukan hanya sementara.
Kamu adalah salah satu dari rencanaNya, yang entah apa maksud dibalik rencana ini. Dengan masing-masing ketakutan yang kita punya, kita mencoba. Boleh sekarang aku mulai menulismu dalam lembar demi lembar baruku? Atau belum?
Apa menurutmu aku terlalu bodoh bisa percaya pada seseorang yang bahkan belum aku tau wujud nyatanya? Tapi aku terlanjur sayang, menjadi bodoh pun tak masalah asal tentangmu. Toh kamu memang bisa dipercaya bukan?
Ada yang perlu kamu tau, sayang. Bahwa aku jauh dari kata sempurna. Biar waktu yang membantumu untuk mengenal aku dan memutuskan apakah kamu memang bisa seyakin itu untuk bertahan bersamaku. Aku tidak meragukanmu sama sekali. Hanya saja aku tidak bisa melupakan semua kemungkinan yang akan terjadi. Ya kan?
Memang masalah jodoh itu urusan Tuhan. Dan itu kenapa aku rajin meminta pada Tuhanku. Agar siapa pun nama yang tertulis di takdirku, semoga itu namamu. Dan siapa pun nama yang tertulis di takdirmu, semoga itu namaku.
Bantu aku mengamini doaku.