Aku pencerita. Kamu pencerita. Tapi, kadang aku memilih menjadi pendengar agar aku bisa mendengar ceritamu. Tentang apapun. Bahkan, tentang duniamu yang kadang susah untuk aku mengerti. Aku tidak memaksa diriku untuk selalu mengerti tentang duniamu kok. Aku tidak suka berpura pura mengerti agar kamu senang. Karena aku tidak mau sok tau.
Saat aku benar benar tidak mengerti tentang dunia yang sedang kamu ceritakan, aku akan bertanya. Dan selalu kamu menjawab dengan semangat. Bukannya mengeluh,"Duh susah ya cerita sama kamu".
Aku bahagiaaaaa bisa hidup di dunia yang dari banyaknya manusia, ada kamu menjadi salah satunya. Aku bahagia mengenalmu.
Kamis, 27 Desember 2012
Penceritaku
Minggu, 23 Desember 2012
Untuk yang Mencintai Cinta yang Lain
Pernah mengejar cinta? Pernah menolak cinta demi cinta yang lain? Apa pernah kamu berpikir bahwa apa yang kamu mau bukan selalu yang terbaik untukmu?
Pernah kah kamu menyadari ada seseorang yang selalu disampingmu bagaimana pun keadaanmu walau kamu tidak mencintainya?
Banyak cerita dimana ada seorang manusia, mencintai lawan jenis yang belum pasti mencintainya juga. Sedangkan, di lain sisi, ada seseorang yang setia di sebelah seorang manusia itu. Tetap menyayangi walau tau bahwa rasa itu bertepuk sebelah tangan. Menyimpan cinta sendiri. Menahan rindu sendiri. Tersenyum melihat orang yang dicintai mencintai cinta yang lain. Dalam hati berdoa agar selalu bahagia yang dia rasakan.
Tidak peduli seberapa lama harus mencintai dalam diam. Tidak peduli seberapa sakit menahan rindu untuk seorang yang tidak mencintainya. Tidak peduli seberapa rapi ruangan yang telah disiapkan untuk seorang itu. Hanya dia seorang.
Sabtu, 22 Desember 2012
Bangun dengan Kondisi Buruk
Pernah nggak kamu bangun dengan rasa kehilangan? Bangun lalu sadar seseorang yang pernah kamu miliki bukan jadi milikmu lagi? Bangun lalu sadar seseorang yang pernah kamu anggap sebagai belahan jiwamu sudah menjadi orang lain untukmu? Bangun dan mendapati tidak lagi ada ucapan "Selamat Pagi, sayang :)" bahkan malah menemukan sms "Semoga kamu bahagia dengan yang lain"?
Bangun dengan rasa kehilangan tidak jauh lebih enak daripada bangun kesiangan. Mungkin kagetnya sama. Tapi, efek sedihnya beda. Bangun dengan rasa kehilangan, bisa membuatmu 3x atau bahkan 5x lebih betah mendekap guling. Menangis (untuk yang kesekian kalinya) dan berharap semua itu hanya mimpi.
Bangun dengan rasa kehilangan mungkin akan membuat kulit sekitar mata lebih kotor. Ya apa lagi kalau bukan bekas air mata yang mengering. Intinya, bangun dengan rasa kehilangan bukanlah kondisi yang baik dan aku pernah mengalaminya.
Minggu, 16 Desember 2012
I'm going nowhere
Kamu bukan Ruby Sparks. Karena itu, aku tidak bisa mengarang cerita untuk membuatmu tetap bersamaku. Kamu bukan hasil karanganku. Saat kamu ingin pergi dariku, aku tidak punya kuasa untuk menahanmu. Saat kamu benar-benar pergi, ketahuilah akan berat untukku melangkah. Seperti saat ini.
Tetap berdiri di tempat yang sama. Tanpa daya untuk melangkah. Terpaksa bahagia melihatmu menggandeng cinta yang lain. Berjalan beriringan dengan bahagia. Menciptakan kisah baru dengan hati yang baru.
Sedangkan aku, seperti terkena White Paper Syndrome.
Lembaranku masih banyak dan kosong. Tapi, tidak ada kisah yang ditulis. Tidak tau apa yang bisa kutulis tanpamu bersamaku. Ngelu. Masih saja ngelu.
'melangkah' menjadi hal yang simple. Saat aku memutuskan untuk tidak kemana-mana.
Kamis, 06 Desember 2012
Takdir?
Aku belum tau apa yang akan terjadi di masa depan. Apakah kita akan didekatkan lagi? Apakah rasaku ke kamu yang mulai terkubur waktu dan keadaan ini akan muncul kembali di saat dan keadaan yang tepat? Atau mungkin aku akan menemukan orang lain yang tepat di saat itu?
Kadang aku sangat ingin menjauh darimu karena rasa yang tak biasa ini suatu waktu menggangguku. Setiap saat ia ingin aku menghubungimu. Ah, bertemu denganmu saja kadang menjadi hal yang aku hindari. Apalagi untuk sekedar mengirim SMS basa-basi, nyaliku tidak sebesar itu.
Di sisi lain aku selalu memperhatikanmu. Atau mungkin aku sudah mulai merindukanmu. Kamu kamu kamu terus saja yang ada di pikiranku. Entah harus bagaimana menyatakan rasa ini.
Tidak berharap banyak dan muluk. Hanya saja, kalau kita didekatkan lagi, mungkin itu bukan kebetulan. Takdir?
Minggu, 02 Desember 2012
Ketika Masih Kita
Ketika "Selamat pagi :)" menjadi sesuatu yang sangat dirindukan.
Ketika "Kamu kemana aja?" ditanyakan saat lama tidak membalas SMS.
Ketika "Hati-hati ya. Jangan ngebut" menjadi pesan yang aku tunggu sebelum aku pergi.
Ketika "Sebentar lagi UAS, jaga kesehatan" diucapkan, lalu aku menuruti pesanmu itu.
Ketika "Ayo belajar yang rajin. Habis UAS kita pergi :)" menjadi penyemangat dalam bentuk lain.
Ketika itu kamu selalu ada untuk aku. Begitu juga aku.
Ketika "Maaf tadi malam ketiduran" menjadi hal pembuka percakapan di pagi hari.
Ketika itu aku rela menahan kantuk supaya tidak memutus perbincangan kita dan selalu menunggumu ketiduran. Dan aku masih rela sampai sekarang.
Ketika masih ada pesan-pesan lain yang tidak muat jika ditulis di sini.
Ketika itu aku dan kamu masih bersama.
Ketika itu, sangat mudah mengucapkan "Aku kangen kamu".
Dan sekarang ketika aku menulis ini aku sedang sangat merindukanmu. Aku bisa apa?
"Hai, semangat belajar ya :D. Aku kangen kamu." | hanya akan tersimpan di draft.