Sabtu, 30 Maret 2013

Repot Ketika Hujan

Hal yang paling merepotkan kala hujan adalah menghalau kamu untuk masuk ke pikiranku. Memang tidak hanya kala hujan kamu mencoba masuk ke pikiranku. Tetapi, kala hujan, seakan akan kamu beserta ribuan bahkan jutaan kamu memaksa masuk ke pikiranku yang sudah penuh akan kamu. Kamu seakan mencoba mengikis benteng kokoh yang aku buat untukmu di hatiku. Kamu seakan tidak rela untuk dilupakan. Kamu seakan belum mau membiarkan aku hidup benar-benar tanpa kamu. Aih seenak hati.
Aku di sini bersusah payah melupakanmu, sementara kamu terus-terusan ada di pikiranku. Bagaimana bisa?

Aku mungkin memang harus berterimakasih padamu. Karena, di kala hujan seenggaknya kamu bisa menjadi bahan tulisanku. Tapi, mau sampai kapan?
Kalau suatu saat aku benar-benar sudah bisa melupakanmu, lalu apa yang akan aku tulis? Mau sampai kapan bahan tulisanku bergantung pada rasaku untukmu? Mau sampai kapan? Pertanyaan yang dari dulu timbul tetapi tidak pernah ada jawaban pasti. Cih

Selain kamu yang masih enggan pergi dari pikiranku, sejatinya aku juga tidak berupaya keras melupakanmu. Mungkin karena itu kamu selalu hidup dalam pikiranku.

"Aku ingin melupakanmu tanpa usaha, seperti aku jatuh cinta padamu"- Salsa.

Jumat, 29 Maret 2013

Apa Alasan Tuhan?

Hujan rintik masih menemani ketika aku mengangkat telponmu. Dari ujung sana terdengar suaramu. Suara yang sangat aku rindukan.

"Kamu nggak lagi sibuk kan?"
"Enggak kok"
"Kamu susah dihubungi akhir-akhir ini"
"Maaf, aku sedang banyak tugas"
"Tak apa. Kamu jaga kesehatan ya. Mulai sibuk gini, kadang kamu jadi lupa makan"
"Iyaa"

Kamu memang pengertian. Seminggu ini aku memang banyak tugas sampai baru bisa mengobrol denganmu sore ini. Itupun hanya lewat telpon. Dan kamu sama sekali nggak marah. Malah dengan polosnya kamu mengingatkanku akan kesehatanku. Kamu sangat mengerti aku. Aku memang mulai sakit 2 hari terakhir ini. Tetapi, tentu saja aku tidak bilang padamu.
Mungkin karena ini Tuhan mempertemukan kita. Aku tidak bisa mengurus diriku sendiri. Tapi, sampai saat ini aku tidak mengerti, kenapa Tuhan mempertemukan kita di saat kamu sudah punya yang lain.

*Tidak semua yang aku tulis adalah aku.

Kamis, 28 Maret 2013

Doa Kita

Tiba-tiba keinget malam itu.

~~~
"Oh yaudah. Goodluck ya. Pokoknya siapapun pasangan kita besok, semoga kita tetap gini"
"Iya semoga ya. Makasih ya :D"
"Ikut sih seneng kalo pada seneng"
"Semoga siapapun dia, bisa nerima kita"
"Hahaha iya ya susah lho nerima kita"
"Dunia kita ya gini"
~~

Rasanya udah lama banget ya. Padahal itu momen 2013 lho. Kangen nih. Iya. Kangen sendiri. Sabar sabar.
Mulailah untuk terbiasa. Setiap harinya kita berkembang dan akan menjadi kita yang lain. Ya doa sih tetep. Berkembang seperti apapun sih semoga tetap masih ada kita. Doa yang sederhana tapi... tapi... ah sudahlah. Emang nggak pernah ada yang seneng terus, baik-baik terus. Roda terus berputar, kan?
Semoga bahagia di jalan masing-masing, bersama pasangan masing-masing.

Rabu, 13 Maret 2013

Kenapa Harus Kamu?

Dulu aku bahagia. Seperti yang Maudy Ayunda bilang. Bahagia karena bisa bertemu kamu dari sekian banyak manusia di dunia ini. Kamu yang aku cinta dan mencintai aku.
Sekarang aku bertanya-tanya kenapa dari sekian banyak manusia yang ada di dunia ini, aku harus dipertemukan dengamu? Kenapa dari jumlah umur yang disiapkan Tuhan untukku, aku harus dipertemukan denganmu? Kenapa dari banyak jalan menuju Roma, aku harus dipertemukan denganmu di jalan yang sama? Kenapa?
Apa agar aku tau apa itu cinta?
Apa agar aku tau apa itu cemburu?
Apa agar aku bisa lebih feminin?
Apa agar aku bisa lebih peka?
Apa agar aku bisa lebih sabar?
Apa agar aku bisa lebih dewasa?
Apa agar aku tau rasanya jatuh cinta?
Apa agar aku tau rasanya bahagia karena cinta?
Apa agar lembaran hidupku lebih berwarna?
Atau mungkin agar aku tau rasanya patah hati?
Kenapa? Kenapa harus dipertemukan denganmu? Kenapa bukan yang lain? Dan kenapa harus dulu? Kenapa bukan sekarang atau beberapa tahun kedepan?
Kenapa harus kamu?

#Teruntuk kamu, kita belum pernah membahas ini kan? Ya,aku tidak akan membahasnya saat suatu hari nanti kita dipertemukan lagi. Ya, aku tau kamu pun tidak bisa menjawabnya. Ya aku tau kamu.

Senin, 11 Maret 2013

Pendengar dan Pencerita :)

Bahagiaku sederhana kok. Sungguh. Sesederhana ada orang yang tiba tiba ngajakin aku ke toko buku, terus bilang "Kamu mau buku yang mana? Ambil aja, aku yang bayar" :))
Bukannya matre. Aku emang suka baca. Iya suka. Cuma nggak terlalu menggilai sampai ngoleksi atau selalu update buku-buku baru. Dananya itu coy. Masih ada prioritas prioritas lain yang dipikirin -_-
Jadi, kalau ada yang ngasih buku (novel/fiksi/non fiksi) aku sangat senang :D

Ngomongin buku jadi inget hobi membaca. Ngomongin hobi membaca jadi keinget dia.
Hahaha iya. Dulu ada orang yang bilang gini "Kamu tau kan aku nggak suka baca? Dulu aku coba buat suka baca. Soalnya kamu suka baca. Tapi, sampai sekarang aku tetep aja nggak suka baca".
Hei, kamu nggak perlu suka baca buat ngerti dan ngimbangi duniaku kali. Aku dengan senang hati bisa jadi pencerita kok. Aku bisa nyeritain apa yang aku baca, nyeritain duniaku ke kamu. Kamu juga suka jadi pendengar kan?
Tetap lah jadi pendengarku. Tetap lah jadi kamu. Jangan berubah. Karena sesungguhnya kita sudah saling melengkapi :)

Jumat, 08 Maret 2013

Ngomongin Soal Cinta

Ngomongin soal cinta nggak sesederhana 'Aku cinta kamu'.
Ngomongin soal cinta nggak sesederhana 'Mau nggak jadi pacarku?'.
Ngomongin soal cinta nggak sesederhana 'Sekarang aku pacarmu, kamu pacarku, kita jadian'.
Ngomongin soal cinta nggak sesederhana 'Aku terima kamu apa adanya kok'.
Ngomongin soal cinta nggak sesederhana 'Aku kangen kamu'.
Ngomongin soal cinta nggak sesederhana manggil pacar pake panggilan sayang.
Ngomongin soal cinta nggak sesederhana baikan habis marahan.
Ngomongin soal cinta nggak sesederhana 'Kita udah nggak cocok. Aku mau kita putus'
Ngomongin soal cinta juga nggak sesederhana 'Selamat ya punya pacar baru, semoga langgeng'.

Walaupun hal yang aku sebutin di atas sebenernya emang nggak sederhana, tapi menurutku, ngomongin soal cinta itu ya nggak jauh-jauh dari kata ikhlas.

"Seperti air mengalir, cinta pun mengalir menuju muaranya, keikhlasan"- Hati Memilih.

Selasa, 05 Maret 2013

Aku Menulismu

"Aku menulismu. Dalam puisi serta prosa yang menenggelamkanku dalam kenangan dan ingatan lalu berujung pada mimpi yang tidak berujung"-teman.

Aku memang menjadikanmu sumber inspirasiku. Hingga muncul banyak tulisan menye. Memang kamu.
Susah rasanya untuk memindah kiblat inspirasiku. Hasilnya tidak akan sebagus saat kamu yang menginspirasiku. Tapi, dengan keadaan antara aku dan kamu sekarang, karanganku pun tidak sebagus yang diharapkan. Aku tau aku harus mengubah kiblatku. Aku tau. Tapi itu susah (´~`)

Rasanya ingin terus jatuh cinta dan patah hati. Karena tulisan lebih bernyawa saat ditulis dengan perasaan yang sama :")

Doaku Dijawab Tuhan

Tuhan menjawab doa dengan 3 cara:
1. Iya
Tuhan langsung mengabulkan doamu. Dalam waktu dekat kamu diberi apa yang kamu minta.
2. Tidak
Tuhan tidak memberi apa yang kamu minta. Tetapi, Tuhan menggantikannya dengan yang lebih baik. Tuhan memberi apa yang kami butuhkan. Bukan sekadar apa yang kamu mau.
3. Tunggu
Tuhan bukannya tidak mengabulkan doamu. Hanya saja Dia ingin kamu menunggu. Sampai saatnya tepat nanti, akan Dia beri, akan Dia kabulkan apa yang kamu minta. "Indah pada waktunya" :)

Doaku kali ini dijawab dengan cara yang kedua. Dia menunjukkan jalan untukku. Tuhan tidak mengabulkan doaku, tetapi Dia menggantinya dengan yang lebih bagus. Lebih bagus. Bahkan aku belumbpernah membayangkannya.
Harusnya aku bersyukur dan yakin.
Apa lagi yang harus aku ragukan dari rencanaNya?
Bukankah Dia adalah penulis cerita paling hebat di jagat raya?

Doa doa doa. Berbincanglah dengan Tuhan. Dia yang memberi jalan, Dia juga yang akan membantu kita menjalaninya.