Jumat, 13 Juni 2014

Papa Ulang Tahun

Hanya beberapa menit, hanya beberapa rupiah pulsa, hanya beberapa patah kata yang bisa disampaikan.

Hari ini papa tercinta ulang tahun. Dari pagi mau nelfon kok nggak jadi jadi. Akhirnya baru nelfon sore hari.

Percakapan singkat. Sedikit doa, harapan, dan ucapan selamat disampaikan.

Papa bertambah umur, bertambah tua. Semoga sehat selalu. Semoga rejeki lancar.

SELAMAT ULANG TAHUN :)

Jumat, 06 Juni 2014

Pengakuan yang Lain

Aku sudah memenjarakan bayangmu dalam tatapku dan melekatkanmu di hati tanpa izinmu. Membiarkan sebuah rasa tumbuh melebihi batas kagum, menembus batas sayang, mencapai batas cinta.
Diiringi rintik gerimis manis di sore itu, genggaman tanganmu membuat rasa di hati meluap tidak tertahankan. Tatapanmu penuh cinta. Semesta memberi kesempatan kepadaku untuk tidak hanya mengagumimu dan mencintaimu dalam diam. Semua rasa tersampaikan dan lebih baik dari itu, semua rasa itu berbalas.
Warna-warni hidup kembali mengisi lembar-lembar kosong selanjutnya. Ceritanya penuh cinta, harapan, dan doa. Bukan hanya aku di dalam cerita itu, kini juga ada kamu.

Kamis, 05 Juni 2014

Pengejar Matahari

Sunset dan sunrise selalu indah setiap hari. Tapi entah kenapa sekarang mereka terasa lebih indah. Mungkin karena keindahannya dibagi, tidak hanya dinikmati sendiri.
Ini tentang partner 'mengejar matahari'. Dia yang lebih menyukai sunrise daripada sunset tapi juga nggak pernah keberatan diajak mengejar sunset. Walau rencana untuk menikmati sunset nggak hanya dari teras rumah hanya berakhir wacana. Tapi dia nggak pernah ingkar janji.
Dan ini sedikit tentang dia dan harapan lewat kutipan ini "Someday you will find the one who will watch every sunrise
with you until the sunset of your life".
Kapan kita kemana?

Rabu, 04 Juni 2014

Ini Bahagiaku

"hei ayo! Kamu harus lihat ke luar. Udah mulai jingga"
Lalu kamu keluar dari tenda, berteriak-teriak kagum dengan pemandangan indah di depan mata. Sunset yang selama ini kita kejar dan selalu tertutup awan. Sekarang aku bisa membayar utangku. Ini sunset yang kamu impikan dan aku berhasil membuatmu mengagumi keindahannya dari ketinggian sekitar 3000 mdpl.
Aku keluar menyusulmu yang masih mengagumi keindahan senja. Ini bahagiaku, melihatmu bahagia. Kamu masih bersemangat foto sana foto sini. Mengabadikan moment indah ini. Hanya ada aku dan kamu, belum ada rombongan lain yang sampai.
"Sini duduk. Udah mau selesai tuh", kataku.
Aku mendekapmu sambil menikmati sisa-sisa semburat jingga sore ini.
"Makasih banyaak ya. Keren banget sunsetnya", katamu masih dengan senyum lebar dan mata yang berbinar-binar menghiasi muka mungilmu.
"iyaa. Kamu suka?"
"suka banget! Aku sayang kamu", jawabmu lalu iseng mencubit pipiku.
Semburat jingga mulai hilang, digantikan kehadiran bintang-bintang yang mulai terlihat. Langit mulai gelap, malam mulai datang.

Ini bahagiaku, melihatmu bahagia.