Minggu, 25 Desember 2016

Desember

Aku ingin mencintai kamu seperti ombak yang tidak lelah mendatangi tepian pantai. Kadang dekat, kadang jauh, kadang memeluk mesra sebentar sebelum akhirnya jauh lagi tapi pasti datang lagi.

Aku ingin mencintai kamu seperti detik jam. Tidak pernah berhenti. Perlahan tetapi menghanyutkan. Melipat gandakan rindu yang ada. Memeluk mesra sebentar sebelum akhirnya saling menjauh untuk bertemu lagi.

Banyak kalimat yang tidak kamu mengerti pasti. Biarlah. Karena aku juga tidak ingin kamu mengerti bahwa merindumu itu menyenangkan juga mendebarkan dalam satu waktu. Menanti waktu untuk akhirnya bertemu kamu, untuk akhirnya memelukmu dengan erat, sebelum melonggarkan pelukan dan menunggu lagi.

Menunggumu aku mau.
Karena dengan kamu bahagiaku ada.
Karena dengan kamu rasaku terjaga.
Karena dengan kamu rinduku memberi satu arti, bahwa pertemuan akan selalu memberi waktunya untuk kita.






Nb: Kamu jangan hujan hujanan. Sempatkan membeli payung karena hampir setiap hari hujan turun.

Kamis, 03 November 2016

November: Indonesia yang Kacau

Indonesia sedang kacau, sayang.
Kamu pasti lebih mengerti karena kamu lebih mengikuti berita di koran.
Kekacauan ini pernah membuat aku berpikir 'kenapa sih aku dilahirkan dan besar di negara ini?'.
Tapi mengenal kamu, aku tidak jadi berpikir begitu.
Aku bersyukur lahir di Indonesia dan besar di Jogja.
Aku bersyukur karena beberapa hal di masa lalu akhirnya mengantarkan aku bisa mengenal kamu.
Mungkin banyak kekacauan di pemerintahan. Tapi banyak tempat cakep di sini.
Aku tau kamu pasti sependapat (kalau tidak sependapat, kamu harus pura-pura sependapat ya).
Kita bisa memilih tempat-tempat untuk dijadikan hmm apa ya namanya semacam 'tempat kenangan' gitu.
Wkwk too cheesy sih bahasanya tapi biarlah. Suka suka aku. Toh ini tulisan aku.
Aku nggak sabar melakukan perjalanan denganmu.
Aku bakal lebih rajin nabung, lalu besok kita bisa membuat daftar tempat-tempat cakep di negara ini, lalu kita datengin bareng, tanpa terlewat satu pun.
Karena aku mau menyayangi kamu selama yang aku bisa.
Aku nggak mau menjanjikan selamanya, tapi aku sayang kamu hari ini. Dan besoknya. Dan besoknya lagi. Dan besok besoknya lagi. Dan besok besok besoknya lagi ehehehe
Aku mau menyayangi kamu setiap hari.
Aku mau tetap menyayangi negara ini yang ada kamu di dalamnya.
Peluk jangan? Hehehe

Kamis, 27 Oktober 2016

Oktober: Cukup Satu Kamu

Disayangi kamu itu menyenangkan.
Aku nggak perlu menjadi yang lain, karena begini saja sudah cukup katamu.
Aku nggak perlu memakai make up aneh-aneh untuk kamu bilang cantik setiap harinya.
Aku nggak perlu menjadi yang paling sempurna di muka bumi untuk membuat kamu tetap bertahan.
Disayangi kamu itu sungguh menyenangkan.
Kalau ada yang menawarkan untuk memberikan apapun yang aku minta yang bisa membuatku jadi orang paling bahagia di dunia ini, tapi dengan syarat harus melepas kamu, aku pasti menolaknya.
Karena kamu dan semua usahamu untuk membuat aku selalu bahagia itu yang menjadikan aku wanita paling bahagia di dunia ini.
Cukup kamu. Cukup satu kamu.

Jumat, 16 September 2016

September: Aku Menulis untuk Membuatmu Abadi

Teruntuk kamu yang berhasil mengingatkanku kembali bahwa banyak hal hanya sementara, sehingga aku menulis untuk membuatmu abadi.

Benar kan bahwa hati kadang berisi hal-hal yang hanya sementara? Tapi kalau tentang kamu, semoga bukan hanya sementara.

Kamu adalah salah satu dari rencanaNya, yang entah apa maksud dibalik rencana ini. Dengan masing-masing ketakutan yang kita punya, kita mencoba. Boleh sekarang aku mulai menulismu dalam lembar demi lembar baruku? Atau belum?

Apa menurutmu aku terlalu bodoh bisa percaya pada seseorang yang bahkan belum aku tau wujud nyatanya? Tapi aku terlanjur sayang, menjadi bodoh pun tak masalah asal tentangmu. Toh kamu memang bisa dipercaya bukan?

Ada yang perlu kamu tau, sayang. Bahwa aku jauh dari kata sempurna. Biar waktu yang membantumu untuk mengenal aku dan memutuskan apakah kamu memang bisa seyakin itu untuk bertahan bersamaku. Aku tidak meragukanmu sama sekali. Hanya saja aku tidak bisa melupakan semua kemungkinan yang akan terjadi. Ya kan?

Memang masalah jodoh itu urusan Tuhan. Dan itu kenapa aku rajin meminta pada Tuhanku. Agar siapa pun nama yang tertulis di takdirku, semoga itu namamu. Dan siapa pun nama yang tertulis di takdirmu, semoga itu namaku.

Bantu aku mengamini doaku.

Senin, 30 Mei 2016

Aku Tidak Takut Lagi

Biarkan lagu-lagu itu mengingatkanku tentangmu.
Biarkan foto-foto itu juga mengingatkanku tentangmu.
Dan biarkan juga sesederhana hujan gerimis mengingatkanku tentangmu.
Aku tidak takut lagi.
Aku memeluk semua kenanganku bersamamu, juga tentangmu.
Semua kenangan tanpa terkecuali.
Kenangan yang bisa membuatku tertawa dan bahagia seolah aku lah manusia paling bahagia di bumi.
Kenangan yang bisa membuatku perih dan menangis seolah aku bisa membanjiri seluruh kota dengan air mata.
Semua kenangan tanpa terkecuali.
Aku tidak takut lagi.
Karena aku pernah kuat jauh sebelum aku bertemu denganmu.
Jauh sebelum aku mengenal kamu.
Dan untuk menjadi kuat kembali semudah ini.
Aku hanya perlu menerima.
Aku tidak takut lagi.

Jumat, 26 Februari 2016

Untuk Kamu di Masa Depan

Halo, kamu yang mungkin belum aku kenal. Hari ini aku banyak memikirkanmu. Tentang bagaimana nantinya kita akan bertemu? Bagaimana nantinya kita akan jatuh cinta? Atau kalau kamu adalah salah satu dari temanku sekarang, bagaimana kita akhirnya menyadari kalau kita memang ditakdirkan bersama?

Di manapun kamu sekarang dan apapun yang sedang kamu usahakan, semoga kamu selalu baik-baik saja. Aku di sini sekarang, sedang berjuang menjadi layak untuk kamu pertahankan nantinya, menjadi layak untuk kamu perjuangkan. Aku tidak sempurna, mendekati kata itu pun tidak. Bukan berarti aku tidak berusaha lalu memintamu menerimaku apa adanya. Aku sedang berusaha menjadi layak untukmu, semoga kamu juga sedang berusaha menjadi baik. Dan semoga nantinya kita dipertemukan dalam keadaan baik.

Semoga kamu adalah seseorang yang mau memakan kacang dari kacang atomku.
Semoga kamu adalah seseorang yang mau menampung es dari es tehku.
Semoga kamu adalah seseorang yang mau menghabiskan seharian waktu luangmu hanya untuk bersantai berdua menonton film di rumah.
Semoga kamu adalah seseorang yang mau memakan masakanku yang tidak seberapa lezat ini.
Semoga kamu adalah seseorang yang tidak hentinya mendukung apapun keputusanku.
Semoga kamu adalah seseorang yang memahami ketakutanku akan kehilanganmu.
Semoga kamu adalah seseorang yang menghargai hal kecil apapun yang kuberikan padamu.
Semoga kamu adalah seseorang yang mengerti betapa aku menunggumu, mendoakanmu, dan nantinya jatuh hati padamu dengan sangat.
Semoga kamu adalah seseorang yang tepat. Seseorang yang nantinya membuatku yakin hanya kepadamu dan kamu yakin hanya kepadaku.

Aku tidak mudah jatuh cinta. Saat aku melakukannya, aku melakukannya dengan sangat. Semoga kamu bisa mengerti dan tidak membuat ketakutanku menjadi nyata.
Selamat hari Jumat, sayang. Semoga harimu berkah :)


Tertanda,


Andita.

Sabtu, 06 Februari 2016

Akan Ada Suatu Hari

Akan ada suatu hari di mana aku tidak lagi merasa apapun saat mengingatmu, dan hari itu adalah hari ini.
Ah bukan, sebenernya semenjak berbulan-bulan yang lalu.
Tidak cemas seperti biasanya.
Tidak khawatir seperti biasanya.
Tidak bahagia seperti biasanya.
Tidak sedih seperti biasanya.
Tidak juga rindu seperti biasanya.
Aku tidak merasa apapun.

Dan jangan pernah suatu waktu kamu bilang bahwa kamu rindu aku. 

Karena kalau benar hari itu akan datang, aku hanya akan menertawaimu sampai terbungkuk-bungkuk.

Dari,

Masa lalumu yang keren ini.

Jumat, 05 Februari 2016

Kepada Ferbruari

Kalau aku boleh jujur, aku tidak sepenuhnya menyukaimu.
Mungkin bisa dibilang aku mulai membencimu.
Karena setiap kamu datang, aku pasti akan menantang diriku sendiri untuk menyelesaikan apa yang Pos Cinta tawarkan.
Apa yang ditawarkan tidak selalu terasa manis untukku.
Aku harus menggali kisah-kisah lama demi menyelesaikannya sebulan penuh.
Tidak ada yang menuntutku untuk menyelesaikannya, tapi aku sudah memulainya dan aku tidak mau cuma berhenti di angka 6.
Aku mau membuatnya berhenti di angka 30, yang artinya sebulan penuh, seperti tahun lalu.
Tapi seperti tahun lalu juga tidak mudah untuk menyelesaikannya dan tahun ini terasa lebih berat.
Aku kehabisan bahan.
Ah mungkin aku terlalu memaksakan diri.
Aku harus menantang diriku lebih keras atau harus mulai menyerah saja?



Kamis, 04 Februari 2016

Kamu Tidak Akan Pulang Lagi

"Lamakah aku pergi
hingga tak sadar rambutku makin memutih
Banyak waktuku yang terbuang rugi
 Lamakah aku pergi hingga tak sadar beribu kisah ingin kubagi"
Kamu tidak tau. Ini adalah apa yang aku putar berulang kali waktu kamu sedang jauh dari rumah. Mendaki gunung-gunung tinggi, menjajaki tempat-tempat jauh.

"Berilah ku waktu sebentar lagi
Ku kan pulang
Pulang kerumah
Berilah waktu
Sabar menunggu"

Ambil waktu sebanyak yang kamu butuhkan, sayang. Aku tidak akan mengganggu waktumu. Aku selalu menunggumu pulang. Dengan peluk dan secangkir kopi hangat.

"Doamu slalu untukku
slalu untukku
hingga kini aku tak ragu
Biarkanlah aku sujud di kakimu
lukisanmu selalu indah
seperti doamu sepajang masa tak putus asa"

"Sementara waktu mengubah kita"
Yang aku tidak tau adalah setiap waktu tidak hanya merubahmu, tapi juga merubah kita. Kita yang mulai berbeda keyakinan.
Aku selalu yakin kamu akan pulang, setelah lelahmu menjajaki alam luas.

"Ku kan pulang
Pulang kerumah
Berilah waktu
Sabar menunggu"
Tapi ternyata kamu mencari rumah baru untuk menetap. Aku tidak lebih sebagai rumah singgah untuk menyandarkan lelah.

"Ku kan pulang
Pulang kerumah 
Bawa cerita
Indah dunia"
Dan waktu terus berlalu untukku, dengan atau tanpamu. Untuk itu aku pun pergi. Karena sekarang aku yakin kamu tidak akan pulang.





Aku berhenti menunggumu.



*nb: surat lama yang baru sempat dikirim.
Dialog Dini Hari- Ku Kan Pulang

Rabu, 03 Februari 2016

Untuk yang Pergi

Hai, kamu yang entah sedang ada di mana. Maaf, aku nggak bisa menepati kata-kataku sendiri.
Bagaimana aku bisa nggak menyertakanmu sama sekali di sini kalau nyawa dari tulisanku selama ini adalah kamu. Jangan marah.

Boleh aku cerita sedikit? Akhir-akhir ini aku sepertinya terlalu percaya diri. Merasa sudah bisa nggak mengingatmu sama sekali. Merasa sudah baik-baik saja dengan segala jarak yang sengaja kita buat. Tapi jauh di lubuk hati ada hampa yang selalu diabaikan. Menumpuknya dengan segala kesibukan lain agar kosongnya nggak terasa.

Nggak ada lagi kamu menanyakan kabar. Nggak ada lagi basa-basimu yang basi menanyakan kapan aku punya pacar baru. Nggak ada lagi kamu pendengar di mana aku bisa menceritakan keluhanku tentang apa saja. Nggak ada lagi saran konyol yang dikatakan supaya aku nggak begitu kepikiran sama masalah yang lagi aku alami. Hei, aku lebih kangen sebagai teman tau?! Jangan ketawa kamu di sana!
Nggak ada lagi yang seasik kamu, eh cuma belum nemu lagi, Bahkan kamu mengalahkan temen-temen lamaku. Satu kamu, merangkap mereka semua. Maklum kan kalau aku merasa kehilangan.

Aku kehilangan kamu, sebagai temanku, karena status yang berubah.

Tapi seberapa besar rasa kehilangan itu....
Iya, aku tau kamu mau bilang apa.
Iya, aku bakal nemu lagi seseorang yang baru.
Iya, aku bakal nemu lagi temen yang asik, yang satu dia bisa merangkap kamu dan temen-temen lamaku.
Iya, aku baik-baik aja.

Aku baik-baik aja dengan nggak tau sedikit pun kabar tentang kamu.

Jadi... Tolong terus jaga jarak. Jangan iseng lagi nanyain kabar apalagi nanyain udah punya pacar lagi atau belum sampai semesta ngasih ijin buat kita temenan lagi. Kalau tiba-tiba ada yang ngajak aku nikah, kamu juga kok yang bakal dikabari secepatnya hahaha

Semoga kamu bahagia selalu :)

Dari,
temanmu yang kehilangan.

Selasa, 02 Februari 2016

Hambar

Siapapun,tolong aku.

Aku kehilangan rasaku. Tidak ada percik percik cinta lagi di dalam sini. 
Otakku malas diajak mengarang tulisan cinta. Otakku bahkan terlalu malas untuk mengungkapkan isi hati yang tak melulu soal cinta. 
Aku jadi bingung sendiri mau menulis apa dan untuk siapa. 
Aku sudah bosan dengan bahsan tentang rinduku padamu yang kenyataannya tidak berkurang banyak sejak terakhir kali aku merindumu dengan sangat. 
Aku juga sudah bosan dengan bahasan tentang kenangan manis kita dulu. Karena itu takkan terulang lagi, efek dari kenangan itu bahagianya semu.
Sekarang beginilah, hambar seperti sayur tanpa garam.

Hah tapi ini pasti kabar baik untuk kamu, yang diam-diam mengikuti tulisan-tulisan baru di sini.
Karena kamu pasti juga sudah muak membacanya yang melulu tentang kamu.


Senin, 01 Februari 2016

Halo, Teman!

Halo. Sudah lama tidak ada kabar darimu. Hmm jadi bagaimana aku harus memulainya?

Kamu seperti barisan kata-kata yang mempesona, seperti buku-buku fiksi favoritku.
Tidak bisa berhenti aku membacamu, aku terlanjur mencandumu.
Aku jatuh cinta pada sosokmu yang menertawakan semua hal kecil dariku yang kamu anggap itu aneh, tapi kamu tidak mempermasalahkannya.
Aku jatuh cinta pada caramu berargumen.
Aku jatuh cinta pada cara makanmu yang sangat lahap.
Aku jatuh cinta dengan suaramu yang hobi bercerita apa saja. Mulai dari yang sangat penting sampai yang tidak penting sama sekali.
Aku jatuh cinta dengan caramu menunjukkan kepedulianmu padaku. Ternyata kamu tidak sedingin yang orang orang bicarakan.
Kamu baik dan menyenangkan. Kamu juga selalu ada dan bisa diandalkan.
Aku jatuh cinta padamu karena hal-hal sederhana ini.

Aku jatuh cinta padamu. Apakah kalimat sederhana ini sangat susah untuk kamu pahami?

Dari aku,
teman baikmu.

Minggu, 31 Januari 2016

Surat yang Tidak Spesial

Sudah lama rasanya tidak bercerita.
Tapi sore ini aku sibuk menikmati hujan lalu dengan kurang ajarnya pikiranku melayang ke suatu waktu.

Pikiranku melayang pada waktu di mana kita sedang melakukan perjalanan jauh. Kamu lelap tidur di sampingku dan di luar hujan. Aku sibuk menikmati air hujan yang mengalir di kaca.
Tidak ada yang spesial.
Lalu kamu terbangun dan menggumam,"Hmmm hujan".
Melakukan seperti apa yang aku lakukan, menatap kaca, sebentar saja lalu kamu menggenggam tanganku erat. Kamu tidur lagi setelahnya.
Tidak ada yang spesial.
Aku bahkan tidak sempat berkomentar. Aku hanya bisa tersenyum. Dan aku masih tersenyum saat mengingatnya.

Memang tidak ada yang spesial tentang semua itu. Hal yang membuat spesial adalah karena memori itu tentang kamu. Kamu yang waktu itu adalah orang yang dengan sangat percaya diri menspesialkan dirinya sendiri untukku.

Tidak ada sapaan hangat dan kalimat penutup yang manis di surat ini. Karena tidak banyak lagi hal manis yang bisa aku ingat.