Jumat, 26 Februari 2016

Untuk Kamu di Masa Depan

Halo, kamu yang mungkin belum aku kenal. Hari ini aku banyak memikirkanmu. Tentang bagaimana nantinya kita akan bertemu? Bagaimana nantinya kita akan jatuh cinta? Atau kalau kamu adalah salah satu dari temanku sekarang, bagaimana kita akhirnya menyadari kalau kita memang ditakdirkan bersama?

Di manapun kamu sekarang dan apapun yang sedang kamu usahakan, semoga kamu selalu baik-baik saja. Aku di sini sekarang, sedang berjuang menjadi layak untuk kamu pertahankan nantinya, menjadi layak untuk kamu perjuangkan. Aku tidak sempurna, mendekati kata itu pun tidak. Bukan berarti aku tidak berusaha lalu memintamu menerimaku apa adanya. Aku sedang berusaha menjadi layak untukmu, semoga kamu juga sedang berusaha menjadi baik. Dan semoga nantinya kita dipertemukan dalam keadaan baik.

Semoga kamu adalah seseorang yang mau memakan kacang dari kacang atomku.
Semoga kamu adalah seseorang yang mau menampung es dari es tehku.
Semoga kamu adalah seseorang yang mau menghabiskan seharian waktu luangmu hanya untuk bersantai berdua menonton film di rumah.
Semoga kamu adalah seseorang yang mau memakan masakanku yang tidak seberapa lezat ini.
Semoga kamu adalah seseorang yang tidak hentinya mendukung apapun keputusanku.
Semoga kamu adalah seseorang yang memahami ketakutanku akan kehilanganmu.
Semoga kamu adalah seseorang yang menghargai hal kecil apapun yang kuberikan padamu.
Semoga kamu adalah seseorang yang mengerti betapa aku menunggumu, mendoakanmu, dan nantinya jatuh hati padamu dengan sangat.
Semoga kamu adalah seseorang yang tepat. Seseorang yang nantinya membuatku yakin hanya kepadamu dan kamu yakin hanya kepadaku.

Aku tidak mudah jatuh cinta. Saat aku melakukannya, aku melakukannya dengan sangat. Semoga kamu bisa mengerti dan tidak membuat ketakutanku menjadi nyata.
Selamat hari Jumat, sayang. Semoga harimu berkah :)


Tertanda,


Andita.

Sabtu, 06 Februari 2016

Akan Ada Suatu Hari

Akan ada suatu hari di mana aku tidak lagi merasa apapun saat mengingatmu, dan hari itu adalah hari ini.
Ah bukan, sebenernya semenjak berbulan-bulan yang lalu.
Tidak cemas seperti biasanya.
Tidak khawatir seperti biasanya.
Tidak bahagia seperti biasanya.
Tidak sedih seperti biasanya.
Tidak juga rindu seperti biasanya.
Aku tidak merasa apapun.

Dan jangan pernah suatu waktu kamu bilang bahwa kamu rindu aku. 

Karena kalau benar hari itu akan datang, aku hanya akan menertawaimu sampai terbungkuk-bungkuk.

Dari,

Masa lalumu yang keren ini.

Jumat, 05 Februari 2016

Kepada Ferbruari

Kalau aku boleh jujur, aku tidak sepenuhnya menyukaimu.
Mungkin bisa dibilang aku mulai membencimu.
Karena setiap kamu datang, aku pasti akan menantang diriku sendiri untuk menyelesaikan apa yang Pos Cinta tawarkan.
Apa yang ditawarkan tidak selalu terasa manis untukku.
Aku harus menggali kisah-kisah lama demi menyelesaikannya sebulan penuh.
Tidak ada yang menuntutku untuk menyelesaikannya, tapi aku sudah memulainya dan aku tidak mau cuma berhenti di angka 6.
Aku mau membuatnya berhenti di angka 30, yang artinya sebulan penuh, seperti tahun lalu.
Tapi seperti tahun lalu juga tidak mudah untuk menyelesaikannya dan tahun ini terasa lebih berat.
Aku kehabisan bahan.
Ah mungkin aku terlalu memaksakan diri.
Aku harus menantang diriku lebih keras atau harus mulai menyerah saja?



Kamis, 04 Februari 2016

Kamu Tidak Akan Pulang Lagi

"Lamakah aku pergi
hingga tak sadar rambutku makin memutih
Banyak waktuku yang terbuang rugi
 Lamakah aku pergi hingga tak sadar beribu kisah ingin kubagi"
Kamu tidak tau. Ini adalah apa yang aku putar berulang kali waktu kamu sedang jauh dari rumah. Mendaki gunung-gunung tinggi, menjajaki tempat-tempat jauh.

"Berilah ku waktu sebentar lagi
Ku kan pulang
Pulang kerumah
Berilah waktu
Sabar menunggu"

Ambil waktu sebanyak yang kamu butuhkan, sayang. Aku tidak akan mengganggu waktumu. Aku selalu menunggumu pulang. Dengan peluk dan secangkir kopi hangat.

"Doamu slalu untukku
slalu untukku
hingga kini aku tak ragu
Biarkanlah aku sujud di kakimu
lukisanmu selalu indah
seperti doamu sepajang masa tak putus asa"

"Sementara waktu mengubah kita"
Yang aku tidak tau adalah setiap waktu tidak hanya merubahmu, tapi juga merubah kita. Kita yang mulai berbeda keyakinan.
Aku selalu yakin kamu akan pulang, setelah lelahmu menjajaki alam luas.

"Ku kan pulang
Pulang kerumah
Berilah waktu
Sabar menunggu"
Tapi ternyata kamu mencari rumah baru untuk menetap. Aku tidak lebih sebagai rumah singgah untuk menyandarkan lelah.

"Ku kan pulang
Pulang kerumah 
Bawa cerita
Indah dunia"
Dan waktu terus berlalu untukku, dengan atau tanpamu. Untuk itu aku pun pergi. Karena sekarang aku yakin kamu tidak akan pulang.





Aku berhenti menunggumu.



*nb: surat lama yang baru sempat dikirim.
Dialog Dini Hari- Ku Kan Pulang

Rabu, 03 Februari 2016

Untuk yang Pergi

Hai, kamu yang entah sedang ada di mana. Maaf, aku nggak bisa menepati kata-kataku sendiri.
Bagaimana aku bisa nggak menyertakanmu sama sekali di sini kalau nyawa dari tulisanku selama ini adalah kamu. Jangan marah.

Boleh aku cerita sedikit? Akhir-akhir ini aku sepertinya terlalu percaya diri. Merasa sudah bisa nggak mengingatmu sama sekali. Merasa sudah baik-baik saja dengan segala jarak yang sengaja kita buat. Tapi jauh di lubuk hati ada hampa yang selalu diabaikan. Menumpuknya dengan segala kesibukan lain agar kosongnya nggak terasa.

Nggak ada lagi kamu menanyakan kabar. Nggak ada lagi basa-basimu yang basi menanyakan kapan aku punya pacar baru. Nggak ada lagi kamu pendengar di mana aku bisa menceritakan keluhanku tentang apa saja. Nggak ada lagi saran konyol yang dikatakan supaya aku nggak begitu kepikiran sama masalah yang lagi aku alami. Hei, aku lebih kangen sebagai teman tau?! Jangan ketawa kamu di sana!
Nggak ada lagi yang seasik kamu, eh cuma belum nemu lagi, Bahkan kamu mengalahkan temen-temen lamaku. Satu kamu, merangkap mereka semua. Maklum kan kalau aku merasa kehilangan.

Aku kehilangan kamu, sebagai temanku, karena status yang berubah.

Tapi seberapa besar rasa kehilangan itu....
Iya, aku tau kamu mau bilang apa.
Iya, aku bakal nemu lagi seseorang yang baru.
Iya, aku bakal nemu lagi temen yang asik, yang satu dia bisa merangkap kamu dan temen-temen lamaku.
Iya, aku baik-baik aja.

Aku baik-baik aja dengan nggak tau sedikit pun kabar tentang kamu.

Jadi... Tolong terus jaga jarak. Jangan iseng lagi nanyain kabar apalagi nanyain udah punya pacar lagi atau belum sampai semesta ngasih ijin buat kita temenan lagi. Kalau tiba-tiba ada yang ngajak aku nikah, kamu juga kok yang bakal dikabari secepatnya hahaha

Semoga kamu bahagia selalu :)

Dari,
temanmu yang kehilangan.

Selasa, 02 Februari 2016

Hambar

Siapapun,tolong aku.

Aku kehilangan rasaku. Tidak ada percik percik cinta lagi di dalam sini. 
Otakku malas diajak mengarang tulisan cinta. Otakku bahkan terlalu malas untuk mengungkapkan isi hati yang tak melulu soal cinta. 
Aku jadi bingung sendiri mau menulis apa dan untuk siapa. 
Aku sudah bosan dengan bahsan tentang rinduku padamu yang kenyataannya tidak berkurang banyak sejak terakhir kali aku merindumu dengan sangat. 
Aku juga sudah bosan dengan bahasan tentang kenangan manis kita dulu. Karena itu takkan terulang lagi, efek dari kenangan itu bahagianya semu.
Sekarang beginilah, hambar seperti sayur tanpa garam.

Hah tapi ini pasti kabar baik untuk kamu, yang diam-diam mengikuti tulisan-tulisan baru di sini.
Karena kamu pasti juga sudah muak membacanya yang melulu tentang kamu.


Senin, 01 Februari 2016

Halo, Teman!

Halo. Sudah lama tidak ada kabar darimu. Hmm jadi bagaimana aku harus memulainya?

Kamu seperti barisan kata-kata yang mempesona, seperti buku-buku fiksi favoritku.
Tidak bisa berhenti aku membacamu, aku terlanjur mencandumu.
Aku jatuh cinta pada sosokmu yang menertawakan semua hal kecil dariku yang kamu anggap itu aneh, tapi kamu tidak mempermasalahkannya.
Aku jatuh cinta pada caramu berargumen.
Aku jatuh cinta pada cara makanmu yang sangat lahap.
Aku jatuh cinta dengan suaramu yang hobi bercerita apa saja. Mulai dari yang sangat penting sampai yang tidak penting sama sekali.
Aku jatuh cinta dengan caramu menunjukkan kepedulianmu padaku. Ternyata kamu tidak sedingin yang orang orang bicarakan.
Kamu baik dan menyenangkan. Kamu juga selalu ada dan bisa diandalkan.
Aku jatuh cinta padamu karena hal-hal sederhana ini.

Aku jatuh cinta padamu. Apakah kalimat sederhana ini sangat susah untuk kamu pahami?

Dari aku,
teman baikmu.