Aku berdoa agar kita adalah selamanya
Tapi akan selama apa selamanya itu?
Karena kamu adalah yang aku bayangkan ada menemani hari demi hari sampai aku tua nanti.
Sampai kita tua nanti.
Sampai tidak mudah lagi bagimu mengingat segala hal. Aku akan mengingat semuanya untukmu.
Sampai rambut kita memutih dan kulit kita menua bersama waktu. Ah tidak, kamu akan selalu tampan bagiku walau bagaimanapun waktu mengubah segalanya.
Sampai tidak banyak yang bisa kita kerjakan dengan tubuh yang tidak lagi muda. Kita akan banyak menghabiskan waktu bersama di rumah saja. Aku tidak keberatan.
Sampai semua anak-anak kita sudah dewasa dan punya kehidupannya maisng-masing. Rumah akan sangat sepi tanpa mereka. Kita akan berbagi rasa sepi itu bersama. Aku tidak akan membiarkanmu sendiri.
Sampai suatu hari kita benar-benar lelah, dan sudah waktunya meninggalkan dunia ini. Bisakah kita beristrahat bersama? Karena tidak bisa kubayangkan bagaimana aku menjalani hari tanpa kamu. Dan aku tidak bisa membiarkan kamu yang menemani aku selama itu merasakan hari tanpaku di sisimu.
Kita akan diistirahatkan bersisian.
Sampai jadi debu kita terus bersama.
Tuhan, bolehkah untuk kita selamanya tanpa batas waktu?
*terinspirasi Banda Neira- Sampai Jadi Debu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar