Aku ingin menjadi cicak di dindingmu. Diam-diam mengagumimu tanpa mengganggumu. Kamu yang hanya bisa aku kagumi punggungnya. Kamu yang hanya bisa aku kirimi isyarat. Kamu yang entah kenapa rasanya aku tidak hanya mencintaimu dengan hati, tapi juga dengan jiwaku. Kamu bagian dari rutinitasku. Kamu.
Cukup bagiku tau sedikit tentangmu daripada aku mengetahui apa yang tidak bisa aku miliki sepenuhnya. Kamu.
Kamu kamu kamu. Entah kenapa penyesalan selalu datang belakangan. Entah. Bukan cuma salahku juga salahmu. Ego kita menang, sayang. Kita yang dikorbankan.
*nb: terinspirasi dari Rectoverso karya Dewi Lestari. Bukan menjiplak, hanya menggabungkan kutipan-kutipannya. Terimakasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar