Ini surat terakhir di 30 Hari Menulis Surat Cinta. Dan akhirnya aku putuskan untuk memberanikan diri memberi alamat yang jelas pada surat untukmu kali ini.
Surat ini untukmu, seseorang yang rambutnya sedang cantik-cantiknya.
Mungkin kamu tidak peduli, tapi aku tetap akan memberi tau. Ini adalah surat satu-satunya untukmu yang aku tujukan langsung padamu.
Aku patah hati di waktu yang tepat. Tepat dengan acara 30 Hari Menulis Surat Cinta ini, jadi aku bisa mencurahkan apa yang aku ada pikiran dan hati melalui surat-surat yang secara tidak langsung aku tujukan padamu. Aku juga bisa dengan lancarnya membuat sebuah surat hanya karena teringat satu dari sekian banyak kenangan yang ada, terutama yang menyakitkan.
Mungkin kamu tidak peduli, tapi aku cuma ingin kamu tau. Ada kamu dibalik sebagian besar dari 30 surat yang ada. Aku tidak perlu menunjukkan satu persatu yang mana. Kalau kamu sempat mungkin bisa membacanya sendiri. Tapi sepertinya bukannya tidak sempat, aku masih ingat kamu tidak suka membaca :)
Mungkin setelah surat ini akan sangat jarang ada lagi tulisan tentangmu. Kamu tidak akan merindukan tulisanku, ya aku tau. Aku ingat kamu pernah mengatakan bahwa tulisanku biasa saja dan aku artikan sendiri bahwa kamu tidak menyukai tulisanku. Kamu tau? Karena pernyataanmu itu aku pernah cukup lama berhenti menulis. Tapi, karena mu juga akhirnya aku mulai rutin menulis lagi.
Sebaiknya aku sudahi saja surat ini sebelum surat ini jadi semacam surat pengaduan yang panjang. Aku bukannya ingin memperlihatkan bahwa kamu jahat, bukan. Aku cuma ingin minta maaf sudah lancang menjadikan mata coklat terangmu itu sumber inspirasiku selama ini.
Ya aku tau ini harus disudahi. Cukup. Aku akan mencari sumber inspirasi yang lain.
Terimakasih ya, mas tampan.
nb: Lagi-lagi ini bukan surat dari Raisa atau Taylor Swift, cuma dari aku yang sedang iri dengan cantiknya rambutmu sekarang :)