Untuk Pengatur Segala Rasa.
Di suatu malam yang jauh dari rumah, aku bersimpuh di sajadah tua yang digelar di sekotak tempat khusus untuk menyembahMu. Untuk pertama kali aku panjatkan doa meminta tolong padaMu untuk menjaganya. Tentunya setelah aku mendoakan keluargaku. Waktu itu entah bagaimana ceritanya ada setitik air mata keluar pelan. Mungkin aku hanya lelah, pikirku. Aku tetap melanjutkan doaku tentangnya dan semakin banyak saja yang keluar. Apa maksudnya ini? Apa sekarang dia jadi bagian penting yang aku takut tidak bisa menjaganya sendirian tanpa bantuanMu? Apa sekarang bahagia dan sedihnya juga bagian yang selalu aku pikirkan? Maaf Tuhan, aku tidak bermaksud membuatmu cemburu. Aku tidak mau menyayanginya melebihi aku menyayangiMu dan keluargaku. Untuk itu, selain aku meminta tolong padaMu untuk menjaganya, aku minta agar rasa yang mungkin diberi kesempatan untuk tumbuh ini tidak melebihi porsinya.
Malang, Februari 2014.
Setiap doa selalu tersampaikan :)
BalasHapus